Banten, Provinsi yang dulunya termasuk ke dalam daerah
Jawa Barat ini sebenarnya adalah sebuah Provinsi kecil dengan banyak
sekali pesona kesenian. Percayalah, kilasan singkat di bawah ini hanya
sebagian kecil saja dari kesenian-kesenian yang ada di Banten, yang
tentunya patut untuk terus kita jaga dan lestarikan. Penasaran apa saja
kesenian-kesenian tersebut? Langsung aja, check this out!
- Debus, Kesenian Asli Banten
Mungkin sebagian dari kita jika mendengar kata “Banten” pasti yang
akan pertama kali muncul di pikiran adalah “Debus”, sebuah atraksi
kesenian yang bernuansa magis. Ya, Debus memang merupakan kesenian asli
masyarakat Banten yang ada sejak abad ke-16. Bentuk Atraksi Debus
Permainan debus merupakan bentuk kesenian yang dikombinasikan dengan
seni tari, seni suara dan seni kebatinan yang bernuansa mistis. Kesenian
debus biasanya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, atau
untuk hiburan masyarakat.
Pertunjukan ini dimulai dengan pembukaan, yaitu pembacaan sholawat dan
dzikir yang diiringi musik dari alat musik tabuh lalu dilanjutkan
dengan beluk, yaitu lantunan nyanyian dzikir dengan suara keras,
melengking, bersahut-sahutan dengan iringan tetabuhan. Uniknya,
bersamaan dengan beluk atraksi kekebalan tubuh didemonstrasikan sesuai
dengan keinginan pemainnya, seperti menusuk perut dengan gada (semacam
senjata); makan api; memasukkan jarum ke dalam lidah, kulit pipi dan
anggota tubuh lainnya sampai tembus; menyiram tubuh dengan air keras
sampai pakaian yang dikenakan hancur; dan masih banyak lagi. Hebatnya,
semua ini dilakukan tanpa menyebabkan luka sedikitpun pada tubuh pemain
yang melakukan atraksi debus ini.
Hal lain yang perlu diingat adalah debus tidak ada kaitannya dengan
dunia mistis, tidak seperti anggapan orang kebanyakan. Selama ini Debus
dianggap berkaitan erat dengan dunia mistis yang bertentangan dengan
ajaran Islam. Padahal, Debus digunakan oleh ulama zaman dahulu untuk
melawan penjajah dan atraksinya pun dimulai dengan pembacaan doa dan
shalawat Nabi. Debus merupakan kesenian tradisional dari banten yang
bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Jadi, kita pun harus turut
melestarikan dan mengembangkan kesenian Debus, yang menjadi ciri khas
kebudayaan Banten
- Tari Cokek, Perpaduan Kesenian Cina dan Sunda
Tarian ini biasanya dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita, dan
tujuh orang laki-laki pemegang gamang kromong, alat musik yang
mengiringinya. Tari Cokek merupakan jenis tarian khas yang berasal dari
daerah Tangerang yang pada awalnya berkembang di daerah betawi. Di
daerah Tangerang, tari Cokek biasanya dimainkan sebagai pertunjukkan
hiburan saat warga Cina benteng menyelenggarakan acara, khususnya acara
pernikahan. Warga Cina Benteng merupakan warga keturunan Tionghoa yang
tinggal di daerah Tangerang. Selain itu, seringkali tari Cokek ini
dimainkan sebagai tari penyambutan untuk tamu kehormatan yang berkunjung
ke Tangerang.
Keunikan tari Cokek terlihat pada gerakan tubuh penarinya yang
bergerak perlahan-lahan,sehingga mudah untuk diikuti oleh penonton.
Gerakan tarian tari Cokek ini kemudian akan dilanjutkan dengan ajakan
pada para penonton untuk ikut bergabung menari. Ajakan pada para
penonton itu dilakukan dengan cara mengalungkan selendang ke leher
sambil menariknya maju ke depan atau ke panggung. Ajakan itu umumnya
ditujukan kepada pemuka masyarakat atau orang kaya yang hadir pada acara
itu. Proses menari bersama ini dilakukan berdekatan antara penari
dengan penonton, tetapi tidak saling bersentuhan.
Selain gerakannya yang pelan dan mudah diikuti, keunikan lainnya pada
tarian ini adalah pada busana penarinya. Biasanya busana yang dipakai
para penari adalah kebaya yang terbuat dari kain sutra yang memiliki
warna mencolok, yaitu berwarna hijau, merah, kuning, dan ungu dan warna
kain ini akan bertambah mencolok ketika terkena pancaran sinar lampu.
Selain keindahan busananya, selendang dan rambut penari yang dikepang
dan dipasangi sanggul juga menambah kecantikan para penari itu. Jika
ingin menonton seni pertunjukan tari Cokek, biasanya tarian ini
dipentaskan di Rumah Kawin yang terletak di Kalan Selapajang Jaya,
Kampung Melayu, Kabupaten Tangerang.
- Batik Banten, “These Clothes Tell Stories”
“Banten punya batik?” mungkin itulah tanggapan sebagian orang saat
mendengar tentang Batik banten. Kerajinan banten yang satu ini memang
belum banyak terdengar dan terlihat pemakaiannya dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Namun jangan salah, di galeri batik banten yang
berada di daerah Serang ini, memiliki ratusan koleksi kain batik aneka
warna dengan motif geometris yang sangat menarik. Batik Banten
mengaplikasian karya bangunan kerajaan kesultanan Banten melalui media
kain tenun. Batik Banten sendiri memiliki tema “These Clothes Tell
Stories” yang memiliki arti bahwa baju ini bercerita. Diharapkan setiap
orang yang melihat kain ini lebih mengenal cerita kebudayaan Banten
karena motif batik dalam kain tenun tersebut ditemukan oleh para
arkeolog nasional di tengah puing-puing reruntuhan kerajaan.
Ada hal yang cukup menarik pada batik banten ini yaitu batik ini
memiliki tampilan warna yang meriah, gabungan dari warna-warna pastel
yang terkesan lembut tapi ceria yang menurut salah satu arkeolog sangat
cocok dalam menggambarkan karakter orang Banten yang memiliki semangat
tinggi, cita-cita tinggi, karakter yang ekspresif namun tetap rendah
diri. Masing-masing motif batik tersebut juga memiliki nama khusus yang
diambil dari tempat, bangunan, ataupun gelar pada masa Kesultanan Banten
dahulu.
Saat ini batik Banten sudah mulai ‘eksis’ dalam masyarakat, terutama
penggunaan di kota serang. Beberapa sekolah sekarang ini sudah
menggunakan batik Banten untuk seragam sekolah. Selain itu motif dari
Batik Banten ini juga sudah mulai diaplikasikan di media lain, seperi
pada panggung, atau sebagai dekorasi bangunan. Alangkah lebih baik jika
kita ikut menggunakan Batik Banten agar Batik banten ini bisa terus
berkembang dan menjadi ciri khas dari Banten.
- Angklung Gubrag ,Kesenian yang Mulai Terlupakan
Angklung Gubrag adalah salah satu kesenian tradisional yang sudah
langka, namun masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Desa kemuning,
Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang. Padahal sebenarnya kesenian ini
bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pada zaman dahulu,
kesenian Angklung Gubrag dilaksanakan pada saat ritual penanaman padi
dengan maksud agar hasil panen akan berlimpah nantinya. Sekarang
Angklung Gubrag biasa dimainkan saat acara khitanan dan selamatan
kehamilan.
Angklung Gubrag memiliki ukuran yang lebih besar daripada angklung
pada umumnya. Jumlah tabungnya pun ada tiga, berbeda dengan anklung
biasa yang umumnya memiliki dua tabung. Pada saat dilaksanakan
pertunjukan kesenian Angklung Gubrag, biasanya digunakan beberapa
instrumen seperti enam buah angklung menggunakan bambu hitam, seruling,
dan terompet kendang pencak. Diatas angklung dikaitkan kembang wiru
yang diikat membentuk pita yang menurut kepercayaan kembang wiru dan air
yang berasal dari angklung dapat menjadi obat dan penyubur tanaman.
Semua pemain menari, kecuali penabuh dogdog (alat musik yang terbuat
dari batang kayu bulat) dan saat menari diiringi oleh beberapa penari
perempuan dengan kostum kain dan kebaya.
- Rampak Bedug, Kolaborasi Tabuh Bedug dan Tarian
Kata “Bedug” mungkin sudah tidak asing lagi di telinga bangsa
Indonesia. Seperti di Banten, Bedug hampir terdapat pada setiap masjid.
Rampak Bedug adalah salah satu kesenian yang hanya terdapat di daerah
Banten. Kata “Rampak” memiliki arti “serempak” dan juga “banyak” jadi
Rampak Bedug adalah seni menabuh nedug yang ditabuh secara serempak
sehingga menghasilkan irama yang enak di dengar. Rampak Bedug pertama
kali dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Namun karena seni
rampak bedug ini mengundang banyak penonton, maka kesenian ini menjadi
sering ditampilkan dalam suatu acara pementasan.
Pada zaman dahulu, pemain rampak bedug semuanya laki-laki, namun
sekarang kesenian ini bisa dilakukan olah perempuan dan laki-laki.
Biasanya pemain laki-laki sebagai penabuh bedug sekaligus kendang dan
pemain perempuan sebagai penabuh bedug. Baik pemain laki-laki dan
perempuan juga berfungsi sebagai penari. Busana yang dipakai oleh pemain
Rampak bedug adalah pakaian muslim yang disesuaikan dengan perkembangan
zaman. Biasanya pemain laki-laki mengenakan pakaian pesilat lengkap
dengan sorban khas Banten. Sedangkan untuk perempuannya memakai pakaian
khas tradisional, seperti rok panjang bawah lutut dari bahan batik
dengan didalamnya mamakain celana panjang sejenis celana panjang
pesilat.
Inilah beberapa contoh dari sekian banyak
kesenian unik yang berasal dari Banten. Lain waktu, akan dibahas
kesenian unik lainnya oke! Oh ya terakhir dan yang paling penting, sudah
seharusnya kita sebagai warga Indonesia khususnya daerah Banten ikut
menjaga dan melestarikan kesenian yang menjadi ciri khas Banten ini.
Jika bukan kita, siapa lagi?
sumber: http://debustitb.wordpress.com/2012/08/18/5-kesenian-unik-asli-banten/